Sohbat oleh Shaykh Zakariya Bagharib, Masjid Kampung Siglap Singapore, Kamis Malam Jumat 5 Juli 2007
Dedy van Delft
Tentang Maut, Fadhilah Beberapa Surat, dan Karamah Beberapa Keluarga Hadrami
Shaykh Zakaria menjelaskan tentang doa yang dibaca setelah membaca al-Mu’awwidzatain (Surat Al-Falaq dan An-Naas) sebagai berikut:
“A’uudzu bika –llAhumma min syarri dzaalika kullih”
Maknanya: Aku berlindung pada-Mu ya Allah dari kejahatan semua itu
Shaykh Zakariya kemudian menjelaskan bahwa kepada orang yang tengah sakit atau sakaratul maut, bila dibacakan Surat Ar-Ra’du kepadanya, maka akan dimudahkan atau dipercepat: dipercepat sembuh atau dipercepat wafat. Beliau bercerita ketika beliau diundang menjenguk seseorang yang tengah sakaratul maut selama 30 hari, tak juga meninggal dunia. Hal itu disebabkan orang tersebut memelihara banyak jin. Ketika Shaykh Zakariya Bagharib mendatanginya, nampak jin-jin tersebut marah. Ketika Shaykh Zakariya mulai membacakan surat Ar-Ra’du, nampak api di mata orang tersebut. Shaykh Zakariya Bagharib pun membaca ta’awudz dalam hati beliau, dan tak memandang ke mata orang tersebut, sambil terus membaca surat Ar Ra’du. Alhamdulillah, setelah itu, orang tersebut dapat wafat dengan mudah.
Bila menjenguk orang yang akan wafat, baik juga dibacakan Surat Fatihah dan Surat Yaasin. Insya Allah dengan barakah surat tersebut, Malaikat akan menyertai saat orang tersebut dimandikan, dikafani, disalati, dan dikuburkan.
Saat malam dzikir tersebut, memang besan Shaykh Zakariya Bagharib (mertua dari putrid beliau) baru saja meninggal dunia. Shaykh Zakariya membaca ayat Quran berikut:
“Idzaa Jaa-a ajalukum laa yasta’khiruuna wa laa yastaqdimuun”
“Jika ajal telah mendatangimu maka tak akan dapat ditunda dan tak akan dapat pula dimajukan”
Dan ajal kematian akan mendatangi kita semua.
“Kullu nafsin dzaa-iqatul mawt”
“Setiap yang bernyawa akan merasakan maut”
Karena itu tak perlu takut akan kematian. Hadapi saja, dalam menuju alam berikutnya: Alam Barzakh: Ba’ Ra’ Zai Kha’. Dan untuk menghindari azab di alam itu (azab Qubur), maka baguslah dibaca Surat Al- Mulk, setiap ba’da Zuhur dan Isya’ seperti dalam Adab Awrad Naqshbandi.
Surat Al-Kahfi adalah juga surat yang bagus untuk dibaca. Khususnya pada malam Jumat hingga hari Jumat sampai saat khatib hendak menyampaikan khutbahnya. Dengan membaca surat Al Kahfi, pancaran hati akan terbuka, dan cahayanya memancar hingga Ka’bah. Karena Ka’bah pun memiliki cahayanya sendiri pula, cahaya tersebut akan terpantul dan bertambah, menuju hati kembali. Hati sang pembaca Surat Al-Kahfi akan lebih bercahaya.
Mengenai keistimewaan beberapa keluarga Hadrami
Habib ‘Ali Al-Aydarus pernah bercerita bahwa Rasulullah (s) pernah menyuruh keluarga Al-Aydarus untuk pergi ke Kairo, Mesir, dengan membawa secarik surat kertas kosong dari beliau (s). Setiap kali ada pertanyaan dari ulama’ Kairo, cukup dengan melihat pada kertas kosong itu, maka akan tahu jawabannya.
Keluarga Al-Jufri terkenal akan karamahnya dalam kemurahan menjamu tetamu. Bila menyuguhkan jamuan makanan, maka tak akan habis sekalipun 10.000an orang berdatangan.
Keluarga Bafadhil terkenal akan kelebihannya dalam obat-obatan.
Keluarga Bagharib, terkenal kembali ke Yaman untuk menjadi mu’allim, guru yang mengajar agama. Sebagai contoh, kakek buyut ke-5 dari Shaykh Zakariya Bagharib adalah guru Al-Quran dari Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Sahibur Ratib Al-Haddad.
Kunci menjadi sufi: Sucikan hati dan berdzikirlah non-stop “Allah Allah Allah….”
Karena Allah Ta’ala berfirman dalam Al Quran:
“Wa kalimatullahi hiya l-‘Ulya”
“Dan kata-kata ‘Allah’ itu lebih tinggi dari apa pun”
Bahkan kalimah “Allah” lebih kuat dari bom atom. Seandainya seluruh ummat Islam berpakaian sunnah: gamis dan turban, membaca dengan serentak dan seragam “Allah Allah Allah…”, tentulah ummat lain akan “terkencik-kencik” (tergetar hatinya).
SYARAT-nya: Saat engkau mengucapkannya, ucapkan dengan IKHLAS!!!
“Mukhlisiina lahu d-diin”
“Menjadi ikhlas bagi-Nya dalam beragama”
Syaratnya: Muslim à Mu’min à Muhsin à Mukhlis. Orang yang ikhlas, orang yang tak punya hidden agenda (agenda atau niatan tersembunyi) .
Tentang Maut, Fadhilah Beberapa Surat, dan Karamah Beberapa Keluarga Hadrami
Shaykh Zakaria menjelaskan tentang doa yang dibaca setelah membaca al-Mu’awwidzatain (Surat Al-Falaq dan An-Naas) sebagai berikut:
“A’uudzu bika –llAhumma min syarri dzaalika kullih”
Maknanya: Aku berlindung pada-Mu ya Allah dari kejahatan semua itu
Shaykh Zakariya kemudian menjelaskan bahwa kepada orang yang tengah sakit atau sakaratul maut, bila dibacakan Surat Ar-Ra’du kepadanya, maka akan dimudahkan atau dipercepat: dipercepat sembuh atau dipercepat wafat. Beliau bercerita ketika beliau diundang menjenguk seseorang yang tengah sakaratul maut selama 30 hari, tak juga meninggal dunia. Hal itu disebabkan orang tersebut memelihara banyak jin. Ketika Shaykh Zakariya Bagharib mendatanginya, nampak jin-jin tersebut marah. Ketika Shaykh Zakariya mulai membacakan surat Ar-Ra’du, nampak api di mata orang tersebut. Shaykh Zakariya Bagharib pun membaca ta’awudz dalam hati beliau, dan tak memandang ke mata orang tersebut, sambil terus membaca surat Ar Ra’du. Alhamdulillah, setelah itu, orang tersebut dapat wafat dengan mudah.
Bila menjenguk orang yang akan wafat, baik juga dibacakan Surat Fatihah dan Surat Yaasin. Insya Allah dengan barakah surat tersebut, Malaikat akan menyertai saat orang tersebut dimandikan, dikafani, disalati, dan dikuburkan.
Saat malam dzikir tersebut, memang besan Shaykh Zakariya Bagharib (mertua dari putrid beliau) baru saja meninggal dunia. Shaykh Zakariya membaca ayat Quran berikut:
“Idzaa Jaa-a ajalukum laa yasta’khiruuna wa laa yastaqdimuun”
“Jika ajal telah mendatangimu maka tak akan dapat ditunda dan tak akan dapat pula dimajukan”
Dan ajal kematian akan mendatangi kita semua.
“Kullu nafsin dzaa-iqatul mawt”
“Setiap yang bernyawa akan merasakan maut”
Karena itu tak perlu takut akan kematian. Hadapi saja, dalam menuju alam berikutnya: Alam Barzakh: Ba’ Ra’ Zai Kha’. Dan untuk menghindari azab di alam itu (azab Qubur), maka baguslah dibaca Surat Al- Mulk, setiap ba’da Zuhur dan Isya’ seperti dalam Adab Awrad Naqshbandi.
Surat Al-Kahfi adalah juga surat yang bagus untuk dibaca. Khususnya pada malam Jumat hingga hari Jumat sampai saat khatib hendak menyampaikan khutbahnya. Dengan membaca surat Al Kahfi, pancaran hati akan terbuka, dan cahayanya memancar hingga Ka’bah. Karena Ka’bah pun memiliki cahayanya sendiri pula, cahaya tersebut akan terpantul dan bertambah, menuju hati kembali. Hati sang pembaca Surat Al-Kahfi akan lebih bercahaya.
Mengenai keistimewaan beberapa keluarga Hadrami
Habib ‘Ali Al-Aydarus pernah bercerita bahwa Rasulullah (s) pernah menyuruh keluarga Al-Aydarus untuk pergi ke Kairo, Mesir, dengan membawa secarik surat kertas kosong dari beliau (s). Setiap kali ada pertanyaan dari ulama’ Kairo, cukup dengan melihat pada kertas kosong itu, maka akan tahu jawabannya.
Keluarga Al-Jufri terkenal akan karamahnya dalam kemurahan menjamu tetamu. Bila menyuguhkan jamuan makanan, maka tak akan habis sekalipun 10.000an orang berdatangan.
Keluarga Bafadhil terkenal akan kelebihannya dalam obat-obatan.
Keluarga Bagharib, terkenal kembali ke Yaman untuk menjadi mu’allim, guru yang mengajar agama. Sebagai contoh, kakek buyut ke-5 dari Shaykh Zakariya Bagharib adalah guru Al-Quran dari Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Sahibur Ratib Al-Haddad.
Kunci menjadi sufi: Sucikan hati dan berdzikirlah non-stop “Allah Allah Allah….”
Karena Allah Ta’ala berfirman dalam Al Quran:
“Wa kalimatullahi hiya l-‘Ulya”
“Dan kata-kata ‘Allah’ itu lebih tinggi dari apa pun”
Bahkan kalimah “Allah” lebih kuat dari bom atom. Seandainya seluruh ummat Islam berpakaian sunnah: gamis dan turban, membaca dengan serentak dan seragam “Allah Allah Allah…”, tentulah ummat lain akan “terkencik-kencik” (tergetar hatinya).
SYARAT-nya: Saat engkau mengucapkannya, ucapkan dengan IKHLAS!!!
“Mukhlisiina lahu d-diin”
“Menjadi ikhlas bagi-Nya dalam beragama”
Syaratnya: Muslim à Mu’min à Muhsin à Mukhlis. Orang yang ikhlas, orang yang tak punya hidden agenda (agenda atau niatan tersembunyi) .
I'm sorry this post is in malay. We try to translate this important advice by our beloved teacher Mualim Zakariya Bagharib
No comments:
Post a Comment